Dari Lille ke Arsenal: Ketika Park Chu-young Jadi Kejutan Transfer Terbesar 2011!
Lille merasa sudah berhasil merekrut pemain muda terbaik, tetapi di saat-saat terakhir, Park Chu-young justru menghilang, melintas Selat Inggris, dan mendarat di Arsenal. Petinggi Lille nggak tahu apa yang terjadi, sementara The Gunners baru saja membajak transfer besar dengan gaya yang nggak terduga.
Pemain internasional Korea Selatan yang sudah pensiun ini dulu jadi idola di tanah kelahirannya. Sebelum dia pindah ke Arsenal, Park sempat main di Monaco, meskipun tim itu terdegradasi dari Ligue 1 tahun 2011. Setelah tiga tahun di Stade Louis II, Park siap cabut, dan Lille tampaknya sudah siap memboyongnya. Klub Prancis ini bahkan sudah mencapai kesepakatan, dan Park sudah menyetujui kontrak £40.000 per minggu.
Namun, drama mulai terjadi ketika Park menghilang dari hotelnya sebelum pemeriksaan medis lanjutan. Lille panik, nggak ada kabar dari Park, dan akhirnya baru ketahuan kalau dia udah menyebrang ke London buat gabung Arsenal di menit-menit terakhir.
Misteri Pembajakan di Dunia Sepak Bola: Kenapa Park Chu-young Tiba-tiba Gabung Arsenal?
Park adalah bintang di Monaco sebelum mereka terdegradasiKredit: AFP |
"Lille nggak pernah terima kabar apa-apa," kata Michel Seydoux, ketua Lille, tentang kepergian Park. "Dari yang kami tahu, dia bisa saja langsung ke Arsenal."
Untuk Arsenal, ini adalah pembajakan yang bikin mereka senyum lebar. Arsène Wenger bilang, "Park bakal jadi tambahan yang luar biasa buat lini serang kami." Dia bahkan dikasih nomor 9, dan di awal karirnya di Arsenal, Park bilang, "Ini impian yang jadi kenyataan!"
Tahun 2011, Park udah jadi kapten timnas Korea Selatan, dan punya rekam jejak yang luar biasa. Di Kejuaraan Pemuda AFC 2004, dia bawa timnas U-20 Korea Selatan juara dengan mencetak enam gol, termasuk dua di final. Dia dinobatkan sebagai Pemain Muda Terbaik Asia, jadi wajar kalau Lille ngarep banyak dari si pemain.
Sayangnya, karir Park di Arsenal nggak sesukses yang dibayangkan. Cuma tujuh kali main di tiga tahun, dengan penampilan Premier League yang hanya sekali—itu pun saat kalah dari Manchester United di Emirates. Satu-satunya golnya yang tercatat adalah di Piala Liga 2011, saat Arsenal menang 2-1 lawan Bolton.
Meski sempat menjalani karir di beberapa klub, termasuk dipinjamkan ke Celta Vigo dan Watford, Park nggak pernah benar-benar menemukan tempatnya di Liga Inggris. Setelah pindah ke Liga Pro Saudi di Al Shabab dan akhirnya kembali ke Korea Selatan bersama FC Seoul, dia bisa menikmati kesuksesan. Park pensiun pada 2024 di usia 39, meninggalkan jejak manis di K-League, meskipun perjalanan di Arsenal tetap menjadi salah satu yang paling aneh dalam sejarah transfer mereka.
Kisah ini jadi pengingat tentang betapa tak terduganya dunia sepak bola, di mana sebuah keputusan bisa merubah karir seorang pemain dalam sekejap. Park Chu-young, yang sempat jadi harapan besar, akhirnya jadi bagian dari drama transfer yang bakal dikenang fans Arsenal dan Lille.